Monday, December 7, 2009

Review Hippo VB

Hippo Vb merupakan jenis IEM yang terbuat dari metal-body dan bass port yang bisa diubah2 sesuai selera. Saat ini gue menggunakan bass port yang ke-2 dengan arti bass standar. Awalnya gue suka musik yang bassy tapi lama2 jadi kritikal akan detail dan soundstage dan detail dikurangin. Tapi port nozzle dari iem ini gede banget dan bikin sakit(krn kuping gw kecil, pake earphone aja suka lepas mulu).

Hippo VB out of the box udah mantebh dengan bodi rigid. Pas disetel lagu-lagu dream theater ternyata cocok dengan hi-tempo nya dan hi-freq terlalu tajem dengan bass agak kacow. Tapi ini udah buat gue takjub karena baik hi maupun low nya berlebihan dengan asumsi abis di burn brarti akan naik kualitasnya. pas denger lagu2 merdu yao si ting kuping jadi agak sakit krn banyakan hi nya.

Burn in 50 jam
wah gila highnya turun jadi pas banget. bassnya masih kurang ke kontrol walopun mnurut gue udah bagus dan hebatnya detail ga ketutup bass dan keluar dengan baik. utk soundstage sendiri sampe saat ini iem blm ada yang bisa ngalahin tipe semi-closed headphone sendiri tapi VB udah bagus untuk iem ini.



Segini aja review singkat
Bass impact 5
Bass Quality 6
Details 7
Comfort 3.5
Soundstage 4
Noise-cancellation 6

+ cocok utk high tempo, details, high indah
- uncomfortable

Sunday, October 4, 2009

Jalan-Jalan ke Tangkuban Perahu

Hari ini, tanggal 4 Oktober 2009 gue dan beberapa teman sejurusan jalan-jalan ke tangkuban perahu.

Awalnya kami kumpul didepan parkiran SR ITB. Semua naik motor yang akan berangkat ke sana. Setelah kumpul, kami menujue ke arah lembang via dago pakar. Jalan alternatif(sepertinya salah milih jalan) yang luar biasa ekstrimnya ini, harus dilalui oleh 15 motor campuran (ada Vixion, 2 Bajaj 180, Ninja 250, CBR, 2 Kharisma, MX, Vario, 2 Mio-motor kesayang gue salah satunya, Smash, Revo, sisanya lupa). Sebenernya banyak temen2 gue yang ga tau medan yang akan dilewati karena biasanya via setiabudi yang jalanannya macet dan panjang. Gue naik mio standar(spuyernya udah ga std) yang jalanannya kalo gue bilang ada kali sudutnya 45derajat. Udah gitu tanjakannya panjang banget. Keliatan banget dari seluruh track yg telah dilewati, ini merupakan track uji coba kesehatan motor. Bahkan motor2 itu ga bisa nyentuh gigi-2. Kalo gue naik mio, 2x gas pol pas tanjakkan panjang banget yang makin lama makin runcing aja. Itu kalo ga gue gas pol dan berhenti, yang ada juga gue turun dari motor sambil gue gas(untuk itu ga terjadi, walopun pernah terjadi sebelumnya). Dari garis paling atas bensin(bukan full) ngelewatin itu butuh 1,5strip.

Track sangat ekstrim telah dilewati dan awan menggelap, berhentilah kami di cek poin di pertemuan jalan alternatif yang nembus maribaya. Sebenernya agak aneh juga, baru nyampe maribaya, napas udah keluar asep(artinya udah dingin) padahal biasa ke lembang itu terjadi kalo malem ato pagi buta. Trus gerimis kecil-kecil dan dipakailah perlengkapan tempur kala hujan. Ada juga yang ga bawa jas hujan. Lalu mengarah ke tangkub, gerimis makin kencang dan makin dekat jalan masuk tangkub, terjadilah hujan. Lalu cek poin di pintu masuk wisata tangkub. Disitu pada istirahat sambil makan gorengan dan foto2. Sambil motornya istirahat juga(gw melihat motor gue tuh butuh istirahat) kita ngobrol2. Mulai deh main asap2an napas yang ga usah dibuat2 udah keluar sendiri.Ohya mio gue habis 1,5 strip lagi untuk sampe kesini. Bayangin aja dinginnya gimana, apalagi yang ga pake jas hujan(bagai ksatria saja). Lalu naik keatas dengan trek yang cukup ekstrim. Sesampai diatas, hujan makin lebat. Alhasil teman2 semua pada "ngiup" di tempat teduh dan jalan2 pake jas hujan(gada bedanya tukang parkir, orang jualan, sama temen2, karena pake jas ujan semua). Trus foto2 sebagaimana layaknya lagi hujan yang fotonya harus gantian supaya kamera tetap terlindungi. Lalu disana ngobrol2 dan foto2. Jam sudah mau nabrak pukul 6, kami semua pingin turun aja(kabut sudah turun dengan tajam sehingga penglihatan sangat terganggu). Dengan asumsi kalo turun tuh ga ngegas banyak, bensin sisa 1strip gue sikat aja. Dengan penglihatan seadanya (helm gada wiper, kacamata gada antiembun+wiper) gue jalan cuma ngikutin lampu belakang motor depan aja(udah kayak dewa aja gue ga liat jalan). Trus jalan via setiabudi. Saat di lembang yang terus turun ke setiabudi, terlihat lah kejayaan motor yang bisa menerobos kemacetan ber-kilo2. Sampe di cek poin (di WS setiabudi), itu jam 7(kalo turun sejam, kalo naiknya hampir 2jaman). Lalu kembali ke tempat start di SR ITB. Habis itu sharing2 ttg bensin, dan diketahui YAMAHA betapa dahsayatnya meneguk literan bensin dan SUZUKI smash yang keiritannya dikalahkan oleh mio gue.
Results:
Mio full tank--->3,6L/6strip(+batas atas +batas bawah)--->dipake 4strip--->2,4L
MX--->temen gue ngitung sendiri jatohnya 1:13kilo(goncengan,kemakan bensin di trek sangat ekstrim)
Smash--->start full, nyampe tangkub sisa dikit dan ngisi dkt kampus)--->normalnya kira2 3literlah.

Jarak tempuh :
bandung-tangkub=2x16
pintu masuk ke tangkub =2x4
muter2 cari makan dulu dibandung =3
total tempuh gue(karena odometer gue mati)---->43km
berarti mio gue nyampe 1:17,9(kacow nih, mnuurut gue sih ini irit karena bobot gue 2 orang dan spuyer gue ga standar)
Tapi mungkin karena ga standar+gue pasang katalis di tangki, jadi pas tanjakan lebih powerfull daripada mio std.


http://ezlaptop.com/?r=111529

Friday, October 2, 2009

Review AKG k416p


AKG ini merupakan tipe closed portable headphone. Jenis ini merupakan produk langka dan susah dicari. Saya kebetulan saja bertemu dengan salah satu penjual headphone terkemuka dikaskus. Awalnya pengen ngebeli HD 212 pro, eh di tawarin yang satu ini. Katanya, "Coba aja dulu, gak nyesel beli ini dah, ini barang langka". Yaudah gue coba, ternyata emang jodoh ama suaranya. Yak sekian prolognya.

Dari segi build headphone ini agak ringkih, takut patah, apalagi dapetnya softcase pula, perlu extra hati2. Dari segi sound headphone ini bisa dibilang warm. Dengan bass yang punchy banget dan suara yang ga mendem2 amat ini, gw langsung terpikat. Out of the box nih headphone warm banget tapi detailnya mnurut gue udah lumayan(utk pertama kalinya gue membutuhkan yang namanya treble, karena gue treble haters). Headphone ini meredam suara luar dikategorikan biasa2 saja, begitu musik di setel baru kerasa agak kedap. Gue pertama kali ngetes ditokonya pake N82, dan ternyata nih headphone bisa keangkat(padahal sama2 32ohm=HD212pro). Mungkin karena ada vol kontrol kali ya.

Setelah Burn-in 200jaman terjadi perbedaan suara yang mnurut gue cukup signifikan. Mulai dari bass, kuantitas berkurang tetapi kualitas naik(jadi ga boomy gitu). Untuk lownya hampir gada perubahan(dari awal lownya udah mantebh) dan untuk midnya sama aja seperti awal. Nah yang dahsyat adalah highnya kerasa banget cling cling tapi ga nyakitin. Untuk detail suara naik pesat dan untuk separasi musik naik dikit dan soundstage meluas cukup besar.

Kelemahan utama gue adalah kurang nyamannya nih headphone dipake kalo pake kacamata(telinga bagian atas belakang menekan kencang sementara ada kacamata), jadi kalo pake kacamata paling cuma kuat sejam-dua jam.

Headphones weight without cable (g) 73
Sensitivity (dB/mW, dB/V*) 126*
Audio bandwidth (Hz to kHz) 11-29,5
Rated impedance (ohms) 32
3D-Axis (folding mechanism) Yes
Patented self-adjusting headband Yes
Unbreakable metal arches Yes
99.99% oxygen-free cable (length in m) 1,0
Hard gold-plated jack plug and contacts Yes
Closed-back, dynamic headphones Yes
NdFe magnets Yes
Suited for (SA)CD, DVD(A), DAT Yes
Best for MP3, CD, MD and PC/laptops Yes

Score after burn-in 200hours
Bass impact 8
Bass Quality 8
Details 8
Comfort 4
Soundstage 7
Positioning 7
Noise-cancellation 5

+ great bass respone (ga boomy), details, high indah
- body build, uncomfortable

HIGHLY RECOMMENDED

Monday, September 28, 2009

Arus Balik Kendaraan Semarang-Jakarta

Tren mudik memang terjadi tiap tahunnya. Walopun macet ga karuan (bahkan bisa lebih parah daripada macet di jakarta), itu seperti kewajiban. Sebenernya mudik adalah sebuah tradisi adat, bukan agama. Tapi disini saya bukan membahas mengenai arus mudik atau balik melainkan jenis kendaraan yang lewat.

Dari mobil sesuai abjad saja, yaitu Audi dan BMW. Dari brand tersebut saya hanya melihat dua kali BMW seri 3 yang baru jalan. Selain itu tidak ada yang "nongol". Selanjutnya adalah Daihatsu dan Chevy. Daihatsu didominasi oleh Espass dan Xenia sementar itu Chevy tidak ada. Selanjutnya Honda, didominasi oleh CRV(tipe lama), city (lama), jazz rs, dan lainnya minim. Untuk Hyundai, New Atoz dan KIA oleh carnival dan sedona. Selanjutnya Mitsubishi didominasi oleh Gallant, Kuda(lama), lancer(lama). Untuk Proton dan Suzuki, Suzuki muncul dengan Escudo (lama dan Grand), Carry, sementara Proton tidak ada. Toyota sangat melimpah yaitu kijang(kotak, lama, kapsul, Innova, New Innova), korola(lama), camry(baru), vios(lama), alphard. Untuk VW saya hanya melihat Caravelle. Data diatas merupakan data menurut pengamatan di jalan, jadi mohon maaf jika mobil lainnya tidak terlihat(mungkin karena saya lagi tidur atau tidak ketemu).

Untuk motor, didominasi oleh motor bebek pada umumnya dan untuk motor cowok banyak juga seperti Tiger, Megapro, Thunder, Ninja 2-tak(yang 250cc cuma liat 1), Vixion, Scorpio. Malahan untuk Satria F150R saya hanya melihat 2 biji dijalan dan no vespa, malahan ada bajaj.

Sekian laporannya.

Arus Balik Kendaraan

Tuesday, September 8, 2009

Tes-tes(iseng) Toyota Kijang Innova 2009 G







Ini mau cerita langsung aja. Nih mobil kebetulan disewa + driver untuk jalan2 di sumbar. Innova yang notabennye mobil keluarga, ini memang sangat nyaman untuk digunakan jarak jauh. Untuk supir sendiri cukup nyaman dengan ruang kaki luas dan posisi duduk yang tinggi. Tak hanya di situ aja, semuanya kalo disetel bener, gak bakal ada yang kesempitan kok (ukuran badan manusia yang biasa2 saja). Nah perjalanan pertama tuh dari bandara ke pariaman. Itu jalanan mulus banget. Innova jadi bawaannya tidur aja tuh...

Selanjutnya mulai naik ke danau maninjau. Saat diukur melalui GPS N82 itu altitudenye kira2 420m dpl. Tapi perjalanan kesana cukup landai karena trek yang panjang dan selama perjalanan ini Innova sangat mumpuni dengan membawa 5 orang + barang. Setelah itu mau jalan ke bukittinggi yang katanya sih lebih tinggi dari danau itu. Trus supirnya bilang kita akan naik lewat kelok 44(namanya keren juga..haha). Pertama sih bingung kok 44,..ternyata ada 44 belokan sambil nanjak.

Kelok pertama, terkesan sangat harus berhati-hati berhubung kelokannya 180 derajat. Hmmm kira2 kalo di Innova tuh muter stir hampir 360++. Dan dahsyatnya lagi ini tanjakan curamnye parah. Terpaksa Innova turun terus ke gigi-2, itu juga dengan kecepatan awal harus lebih dari 25kmh..kalo ga bakal turun ke gigi-1 dan itu bakal ngangkat lagi berat.. Bayangin aja 44 kelokan @ 180 derajat kec muter+nanjak 25kmh...udah kayak lagi lomba aje... Pas 5 kelokan pertama sih kaget, cuma lama2 asik. Dan ada juga kekhas-an disini, yaitu yang turun(arah kebawah) harus berhenti(bukan mengutangi kecepatan) saat mobil bawah mengklakson dan itu merupakan adat daerah sana. Kalo ada yang menyimpang, orang2 bakal tau kalo yang nyimpang bukan orang situ. Ohya lanjut lagi, di tanjakkan ini hampir tak pernah menggunakan gigi-3. Selain itu kebanyakan mobil2 yang lewat(baik mobil keren maupun pikup) gak pake AC. Alesannya karena supaya mesin bisa ngangkat, suhu disana juga cukup dingin sekitar 20derajat kebawah dan kaca wajib dibuka supaya bisa mendengar klakson. Secara garis besar, Innova dikelokan itu asik banget, ga limbung ato apa2 gitu. Kerasa kaki-kakinya kuat untuk diajak mengulir(treknya mirip ulir). Setelah sampai kelok 44-nya(puncaknya diketahui punya ketinggian 1200++m dpl), jalan terus menurun landai.

Setelah sampai di bukittinggi (kira2 750m dpl, mirip bandung euy) udara kerasa dingin. Ga kaya bandung yg tingginya 11-12 lah. Disana asri banget. Damainya kampung,hehe... Trus muter2 plus nyasar dan balik lagi ke padang lewat jalan utama(pulangnya jalan kebanyakan menurun, sehingga konsumsi bbm pun lebih irit). Bensinnya sisa 1 strip lebih dikit(kira2 kepakai 40L premium) yang digunakan kira2 untuk 500km-an lebih. Jadi itung2 bisa nyampe 12,5km/L. Cukup sangat irit juga ya. Karena Innova V 2004 dalam kota nyampe 7-9km/L dan kalo tol 12km/L. Nah itu Innova yang baru lebih irit padahal dalam mode kombinasi. Hal ini mungkin disebabkan semakin detailnya pembuatan mesin dan rapihnya mesin. Bayangkan saja beda kehalusan detail mesin dan pemasangan bisa beda konsumsi. Ohya sekedar info aja, temen om saya punya bengkel yang bisa ngalusin gitu2. Katanya bener konsumsi bbm jauh lebih irit dan torsi power naik semua. Cuma ya ga murah boi
hehehe

Saturday, August 22, 2009

iGrado - review


Dalam review kali ini, mungkin lebih singkat. iGrado merupakan jenis neckband (melilit dibelakang kepala), sehingga kurang populer untuk para pengguna headphone yang suka digunakan saat tiduran atao pun senderan. Selain itu, lilitan yang melewati bagian atas kuping cukup mengganggu untuk para user berkacamata. Meskipun tak sedikit juga para pengguna yang suka iGrado-ini karena kualitas suaranya.

Dari segi suara, iGrado ini terkenal dengan vocal forward. Artinya adalah saat mendengarkan, pendengar merasa berada didepan vokalis tersebut. Namun ketika saya mencoba, hal tersebut tidak saya rasakan karena suara luar yang bising(headphone ini tidak bisa menghisap suara luar). Selain itu mungkin memang belum di burn(barang sampel soalnya). Untuk soal detil cukup bagus dan soundstage yang tidak terlalu luas tapi cukup. Bass yang terasa lebih banyak bass quality dan bass impactnya cukup.

iGrado sangat nyaman digunakan(saya merasa lebih cocok digunakan ditempat yang agak sepi). Meskipun bahan plastiknya terlihat rentan patah, headphone ini cukup mudah untuk dikalungkan di leher(tidak portable untuk ditaruh di tas).

Score :
Bass impact 4
Bass Quality 6
Details 6.5
Comfort 8
Soundstage 4
Noise-cancellation 1

+ vocal forward, nyaman, bass tidak berlebih, clarity
- neckband, susah bagi pengguna kacamata, bahan

Headphone ini recommended

Wednesday, August 12, 2009

Koss PortaPro Headphone




Ini merupakan headphone semi-open yang terkenal tidak bisa meredam suara luar. Jadi dengan kata lain, harus menggunakan di tempat yang tidak terlalu berisik dan menggunakan volume yang cukup besar. Ketika saya mencoba di tempat yang tidak berisik, saya cukup menggunakan 50-70/100 volume n82. Meski impedansi yang cukup besar(banyak orang khawatir dibagian ini) yaitu 60 ohm, namun hanya dengan n82 saya merasa powernya sudah "ngangkat" atau cukuplah untuk menikmati headphone ini meski bukan kemampuan maksimal. Malahan besarnya impedansi ini, saya merasa lebih "ngangkat" daripada HD 212 pro. Jadi, musiknya lebih hidup dan terasa dekat dengan kita.

Untuk dari segi suara, saya kaget ketika mendengar suaranya. Dengan harga yang sangat terjangkau, bisa mendapatkan suara yang hebat. Suara tidak pecah meskipun full volume dan bass impact bagus dengan details yang mumpuni. Sedangkan soundstage cukup. Ketika mencoba, lagu paling cocok adalah lagu dream theater. Cukup detail dan responsif pembawaannya. Headphone ini cukup nyaman untuk digunakan dengan waktu lama dan bisa dibawa-bawa karena bentuknya kecil.

Namun permasalahan banyak orang untuk membeli headphone ini adalah kualitas bahannya. Headphone ini seperti dibuat dengan bahan "murah" dan mudah patah.

Spesifikasi :
PORTAPRO

SRP: $49.99

Frequency Response 15-25,000 Hz
Impedance 60 ohms
Sensitivity 101 dB SPL/1mW
Distortion <0.2%
Cord Straight, Dual Entry, 4ft

Score
Bass impact 7
Bass Quality 8
Details 7
Comfort 7
Soundstage 7
Noise-cancellation 3

+ great quality sound dengan harga terjangkau, portable, bass
- tidak bisa meredam suara luar, kabel pendek, kualitas bahan, impedansi tinggi

Headphone ini Recommended

Tuesday, August 11, 2009

Review Sennheiser HD 205


Ini merupakan headphone closedback semi-circum-aural headphone yang cukup untuk menetralisir background noise. Namun pada kenyataanya, HD 205 yang sangat nyaman dipakai ini tidak begitu kuat namun cukup untuk memblok suara luar. Dari spesifikasi kotak pembelian, key feature adalah Powerful stereo sound dll saya lupa, namu ketika saya mencoba, ada yang aneh disuaranya.

Saya sempat berfikir bahwa ini adalah alternatif pilihan dari HD 212 pro, namun setelah saya mencobanya, saya ragu. Memang bentuknya sejenis dengan HD 212 pro, namun suaranya berbeda. Jika saya menganggap bahwa HD 212 pro suaranya "mendem" alias low-nya sangat menguasai dan melimpah akan bass, ternyata HD 205 tidak. Suaranya tetap saja "mendem" tetapi miskin akan bass impact dan bass quality. Soundstagenya lebih sempit dari HD 212 Pro dan sound quality saya kategorikan buruk. Sehingga saya menganggap HD 205 ini mempunyai suara yang sangat datar dan terdengar noise dari music player (n82,volume 90/100). Padahal ketika mecoba di 212 Pro semua baik-baik saja.

Untuk sisi luar, terbuat dari plastik yang terlihat tidak lebih kokoh dari HD 212 pro walaupun tidak seringkih yang dilihat. Selain itu warnanya lebih gelap dari 212 pro yang ada warna putihnya. Mungkin ini juga pengaruh harga yang lebih rendah dari 212 pro.

Berikut spesifikasinya darihttp://www.sennheiser.com/sennheiser/home_en.nsf/root/private_headphones_dj-headphones_500263?Open&row=3
Technical Data
Nominal impedance32 Ohm
Jack plug3,5/6,3 mm stereo
Transducer principledynamic, closed
Ear couplingsupraaural
Cable length3 m
Weight w/o cable206 g
Frequency response (headphones)14.....20000 Hz
Sound pressure level (SPL)112 dB(SPL)
THD, total harmonic distortion<>

Dengan feature :( http://www.sennheiser.com/sennheiser/home_en.nsf/root/private_headphones_dj-headphones_500263?Open&row=2 )

  • Medium-sized dynamic, supraaural headphones
  • For compact systems or mobile players (32ohm)
  • Powerful stereo sound
  • Outstanding passive attenuation of ambient noise
  • Rotatable ear cup for one-ear listening
  • Highest wearing comfort for long music sessions
  • Comfortable head- and ear pads
  • Convenient protective pouch included
  • 3.5 mm jack plug and ¼“ (6.3 mm) screw-on jack adaptor, gold-plated
  • Single-sided cable
  • 2-year warranty
Score
Bass impact 5
Bass Quality 6
Details 5
Comfort 8
Soundstage 6
Noise-cancellation 6

+ comfort
- poor bass, low quality sounds

Wednesday, July 22, 2009

Review Sennheiser 212 Pro



Key Features :
  • Powerful bass response
  • High attenuation of ambient noise
  • Ideal for DJs
  • Outstanding wearing comfort

Sennheiser 212 pro is a closedback semi-circum-aural headphone. It means that the ear-cup not fully cover your ear (for small ear, it's possible to cover). The body is so rigid and good looking. At first, after read many reviews from internet, i loved this. Many people said that bass-impact is very nice and that's good for a bass lover (because i'm also a bass lover). But, I tested it yesterday and feel different. The sound quality is so deep and cancel the outer noise. It must not be needed high volume to get good soundmusic. The bass is also so deep so I can clearly hear sound in low volume, so i tested at 70/100 (range volume of n82 as music player). At 70/100 i exactly get the feel of music and bass impact is so deep. The detail of music is standard for me and i also feel treble (especially for drum-set) is not crunchy. Many details of drum not heard so clear. The soundstage is wide. Vocal sound tends to low frequencies because of bass. 212pro also comfortable for using in long time. That's all. I suggest to test each headphone what you like, because many people have different characteristic of music.

Technical Data
Jack plug3,5/6,3 mm stereo mini jack plug
Nominal impedance32 Ohm
Weight w/o cableca. 130 g
Transducer principledynamic, closed
Ear couplingsupraaural
Cable length3 m
Frequency response (headphones)12.....19000 Hz
THD, total harmonic distortion<0,2>
Sound pressure level (SPL)112 dB(SPL)

Score
Bass impact 9
Bass Quality 6
Details 5
Comfort 8
Soundstage 8
Noise-cancellation 7


+ much bass, comfort, long cord
- details, not portable

RECOMMENDED

source : http://www.sennheiser.com/sennheiser/home_en.nsf/root/private_headphones_dj-headphones_005180?Open&row=3

Thursday, July 2, 2009

Kedahsayatan Merica


Ini merupakan suatu fakta jaman dahulu. Bahwa merica (bahan bumbu masak) yang sangat terjangkau (di warung kecil banyak juga dijual, apalagi di warung besar) atau "bertebaran" saat ini di Indonesia, merupakan barang langka incaran bangsa Eropa. Merica merupakan jenis rempah-rempah yang banyak tumbuh di sekitar Maluku dan sekitar.

Fakta tersebut yang diambil dari Krakatau karangan Simon Winchester adalah :
"Para pedagang abad ke-17 pergi ke sana untuk mencari merica, sebab ketergila-gilaan pada merica seakan membara seperti api berahi di dada pertualang Belanda dan Inggris sekitae zaman James Pertama(1603-1625). Demi sekantong merica, mereka tega memotong leher satu sama lain tanpa ragu-ragu, dan bersedia menjual jiwa merka, yang dalam keadaan lain mereka jaga dengan sangat hati-hati: kegilaan dan kekerasana gairah itu membuat mereka menantang maut dalam seribu satu bentuknya....."

Sungguh sangat beruntunglah mereka yang hidup di negera penuh kekayaan melimpah seperti Indonesia.

Sunday, June 28, 2009

Sony Ericsson w995




Key Features:

  • Brushed metal body parts
  • Quad-band GSM, dual-band HSDPA
  • 2.6" 256K-color TFT display of QVGA resolution
  • 8.1 megapixel camera with autofocus, LED flash, geo-tagging, face detection
  • WQVGA video recording at 30fps
  • Built-in GPS with A-GPS functionality
  • Wi-Fi with DLNA support
  • Bluetooth (with A2DP) and USB v2.0
  • Accelerometer sensor
  • 118MB of internal memory and M2 memory expansion (8GB card included)
  • Stereo speakers
  • 3.5 mm audio jack
  • Kickstand
  • Walkman 4.0 music player with Shake control and SensMe
  • FM radio with RDS
  • Multi-tasking support
  • Smart dialing
  • Comfortable keypad, nice sliding mechanism
Kelemahan : Video recording terbatas hanya untuk WQVGA,
No DivX/XviD video support, tidak support buka dokumen.

Dengan layar 2.2" meskipun hanya 262k color, senjata walkman 4.0 ini cukup representatif dan bisa diandalkan dengan dual speaker dan kamera 8mp yang sudah dilengkapi soft-camera seperti seri c(cybershoot).

Sampai saat ini saya belum pernah "memegang" hape ini sehingga data diatas cuma
berdasarkan "berita" semata, belum dirasakan secara langsung.

Saturday, June 27, 2009

Samsung i890 Omnia HD





Samsung i8910 Omnia HD at a glance:

  • General: GSM 850/900/1800/1900 MHz, UMTS 900/1900/2100 MHz, GPRS/EDGE class 12, HSDPA 7.2 Mbps, HSUPA 5.76 Mbps
  • Form factor: Touchscreen bar
  • Dimensions: 123 x 58 x 12.9 mm
  • Display: 3.7-inch 16M color OLED touchscreen, 640 x 360 pixels
  • Memory: 8/16GB integrated memory, non-hot-swappable microSD card slot (up to 16GB)
  • OS: Symbian S60 5th edition
  • Camera: 8 megapixel auto focus camera with LED flash, geo-tagging, Face detection, Smile Shot, Wide Dynamic Range (WDR) and HD video recording at 24 fps
  • Connectivity: Wi-Fi, Bluetooth 2.0 with A2DP, standard microUSB port, GPS receiver with A-GPS and optional Samsung Mobile Navigator by Route66, HDMI (dongle needed)
  • Misc: Accelerometer for screen auto rotate, Proximity sensor for auto screen turn-off, FM radio with RDS, DivX/XviD video support
  • Battery: 1500 mAh battery

D
engan layar sensitif sentuh 3.7" 16Million dan OLED ini, mata pengguna sangat dimanjakan. Selain itu kamera 8MP tersebut sepertinya sudah sangat cukup untuk memotret. Bahkan layar tersebut lebih lebar daripada kamera digital biasa maupun camcorder. Sungguh sangat pas digenggam dengat ketipisan yang bisa dibilang cukup. Namun sayangnya membutuhkan "kantong tebal" untuk membawa gadget ini pulang dengan legal.

Dengan dipersenjatai OS yang sama seperti nokia 5800XM maupun N97 yaitu symbian s60 5th edition, omnia ini sungguh sangat "terbiasa" bagi masyarakat yang biasa menggunakan gadget nokia.
TouchWiz homescreen juga ditambahkan diawal menu untuk memperkaya pesona grafis dari gadget ini.

Hampir seluruh dari perangkat lunak ini "mirip dan serupa" dengan nokia. DivX dan Xvid juga bisa di play.




















Honda Freed


Senin, 16/3/2009 | 07:57 WIB

KOMPAS.com — Anda tentu penasaran kala Kompas.com mengadakan acara soft launching Honda Freed, 11 Maret lalu di XXI Ballroom, Djakarta Theater, Jakarta. Seperti apa sih interiornya, mulai dari kabin penumpang sampai ke bagian belakangnya?


Primadona otomotif 2009
Ketika Nissan Grand Livina hadir meramaikan pasar otomotif di Tanah Air pada bulan Mei 2007, mobil itu langsung menjadi fenomenal. Kendaraan yang tergolong multi purpose vehicle (MPV) dengan 7-seater itu muncul dengan dua versi mesin dan punya pilihan lebih dari lima varian. Tak pelak, hanya beberapa bulan, mobil itu laku hingga puluhan ribu unit.

Tampaknya, Honda Freed yang bakal dilempar ke pasaran Indonesia pada Juni mendatang oleh PT Honda Prospect Motor (HPM) bakal menjadi fenomenal atau primadona otomotif 2009. Sama seperti Grand Livina, Freed hadir sebagai MPV 7-seater di saat konsumen menghadapi kejenuhan model sebagai pilihan dan dunia lagi dilanda krisis ekonomi global yang membuat harga mobil terus naik.

Apakah Freed nanti akan seheboh Nissan Grand Livina? Harus dilihat dari dua sisi. Kalau dari model, tampaknya, ya. Karena ketika Kompas.com menyaksikan dari dekat, setengah tidak percaya. Terutama pada bagian interiornya yang diklaim sebagai 7-seater, benar-benar sesuai dengan klaimnya.

Bayangkan, ketika Marketing & Aftersales Service Director PT HPM Jonfis Fandy masuk ke ruang kabin tengah dan langsung duduk di belakang, ia cukup menundukkan kepalanya sedikit, begitu juga ketika ke luar. Padahal, tinggi postur tubuhnya di atas 1,70 meter.

Malah, ada seorang pria yang tingginya sekitar 1,60 meter, dengan sedikit menundukkan kepala dan badan, bisa berjalan dari ruang tengah sampai ke luar lewat pintu belakang dengan cepat.

Padahal, lebar Freed 1.695 mm, sama dengan All New Honda Jazz. Kecuali jarak sumbu roda lebih panjang 325 mm dari Jazz terbaru (2.740 mm) dan tingginya yang 1.715 mm. Bukan dimensi saja yang bikin minivan ini benar-benar layak dijuluki "Real 7-Seater", melainkan karena desain.

Freed mengusung konsep Triangle Square. Kalau dilihat dari samping, bentuk depan segitiga dan mulai ruang kabin tengah sampai ke belakang membentuk kotak. Inilah yang membuat ruang kabin menjadi lega. Ditambah lagi, kursi paling belakang bisa dilipat (flip up) sesuai dengan kebutuhan.

Menariknya lagi, penumpang tak perlu repot ketika hendak keluar, sekalipun di kiri-kanan ada mobil. Karena kedua pintu sudah memakai sistem sliding door. Lalu, kursinya model terpisah (captain seat), baik tengah maupun belakang.

Free + Do = Bebas bergerak
Jadi, sebutan Freed itu bukan asal nama. Honda mengartikannya dari free + do (Freed), jadi penumpang bisa begitu leluasa bergerak di ruang kabin, apalagi untuk anak-anak bisa untuk bermain jika kursi belakang dilipat. Pokoknya, cocok sebagai kendaraan keluarga.

Tetap mengandalkan mesin 1.500 cc i-VETC, Freed sudah memenuhi standar Euro4. Interiornya juga mewah. Tak banyak tombol-tombol dan tongkat transmisi (Hanya keluar versi transmisi otomatis) diposisikan di dasbor sehingga tak ada konsol boks dan menjadikan ruang kemudi lebih lapang.

Indikator penunjuk kecepatan dirancang sesuai dengan posisi pandang pengemudi, berada bagian paling atas dari dasbor. Di bawahnya masih ada ruang untuk menempatkan tombol-tombol tambahan dan terdapat tempat minum, baik pengemudi, maupun penumpang depan.

Dari sisi model dan konsep, Freed bisa menjadi fenomenal. Tinggal sekarang, dari sisi harga. Jonfis memang masih bungkam. Namun, ia sempat memberi petunjuk kalau harganya enggak mungkin di bawah All New Honda Jazz. Saat ini, Honda Jazz versi termahalnya sekitar Rp 203 juta.


Diambil dari : http://otomotif.kompas.com/read/xml/2009/03/16/0757471/honda.freed.sang.fenomenal.otomotif.2009

thank for kompas


menurut saya pribadi, setelah nengok ke so-rum-nya ternyata diluar dugaan baik lebih + maupun -. Pertama mobilnya pake electric door yang serupa toyota Alphard,jadi cuma ditarik gagang udah nutup atou buka sendiri(kalo alphard ada 2 kalo ga salah,dari pintu dan dari kemudi). Kedua adalah kursi baris kedua sangat sempit. Dengan men-adjust kursi depan agar punya ruang yang nyaman(saya besar dan gendut), lalu mencoba kursi baris kedua, dengan posisi standar dengkul menyentuh kursi depan(jadi sangat pas sekali) padahal kuris-baris-kedua sudah diatur ke paling longgar. Selain itu, harganya yang setinggi langit sepertinya menjadi pertimbangan utama utk membeli mobil ini, meskipun mesin i-vtec-nya merupakan perkembangan (atau gabungan) dari i-dsi sehingga putaran bawahnya sangat "hidup" dan lebih irit.

 

Blogger news

Blogroll

About

tes