Friday, October 12, 2012

Apakah mobil listrik itu benar-benar akan menggantikan mobil konvensional?



Sepertinya memang isu-isu tentang adanya mobil listrik di Indonesia, semakin hari semakin kencang. Namun apa benar keberadaan mobil listrik tersebut benar-benar bisa menggantikan mobil konvensional yang saat ini sudah mulai mencapai titik stagnasi untuk bidang teknologi pembakarannya?

Mengutip dari salah seorang teman yang dikutip lagi dari seorang alumni Mesin “Sepertinya kedepan itu, motor bakar akan digantikan dengan hybrid, lalu ke gas, lalu ke pneumatic, lalu hydrogen, dan yang terakhir listrik”.

Saya kaget mendengar kutipan tersebut mengingat awalnya telah menulis juga di tulisan saya sebelumnya bahwa mobil listrik itu memang sangat cocok untuk kendaraan dalam kota. Tetapi memang sebenarnya jauh sebelum saya menulis tulisan tersebut, saya juga sempat berfikir apakah memang perkembangan motor bakar akan secara langsung digantikan oleh motor listrik tanpa ada teknologi-teknologi lainnya.

Saat saya menulis tulisan ini dan tulisan tersebut, memang sudah beredar teknologi seperti hybrid, hydrogen, listrik, apalagi motor bakar yang popularitasnya masih sangat tinggi. Teknologi baru yaitu Hybrid, hydrogen, dan listrik itu masih dalam tahap pengembangan sehingga mungkin saja akan muncul prestasi-prestasi yang belum pernah terbayangkan semuanya. Namun coba dipikirkan secara global, yaitu dengan isu akan habisnya crude oil di bumi dan siapa penguasa crude oil tersebut sampai saat ini. Apakah mungkin teknologi baru tersebut dapat mengambil alih kedudukan motor bakar yang secara kasar menggunakan minyak bumi tersebut?

Negara penguasa tersebut sampai saat ini, masih “berkiblat” ke tenaga dan torsi yang besar yang bisa membuat mobil melaju dengan kecepatan sangat tinggi. Mungkin sebagian orang bingung, Ferrari, Lamborghini, Maserati, dan Bugatti itu cerminan Eropa yang mencari tenaga besar. Tapi nyatanya, Eropa mulai berlomba-lomba menciptakan mobil yang irit. Nyatanya, mereka mulai memaksimalkan kapasitas mesin yang kecil untuk menghasilkan tenaga besar. Selain itu teknologi hybrid dan listrik sudah mulai dikembangkan disana. Bagaimana dengan Asia? Entah mengapa pentingnya efisiensi mulai mendunia tidak lain adalah karena Jepang. Entah memang Jepang yang tidak mampu untuk membuat mobil bertenaga besar dan bersaing dengan mobil non-Asia atau memang ingin menginovasikan hal yang berbeda.

Pernahkan Anda mendengar mengenai penemuan atau pengembangan bahan bakar alternative non-fosil. Apakah penemuan atau pengembangan tersebut “booming”? Padahal dari isu beredar, kita sudah sangat memerlukan bahan bakar/energy alternative, namun nyatanya? Di Indonesia sendiri, sudah ada yang bisa mengestrak hydrogen menjadi energy alternative. Bukankah sedemikian pintar orang Indonesia itu. Bayangkan ilmuwan-ilmuwan lainnya baik yang didalam maupun luar negeri, namun hampir jarang terdengar hasil riset mereka menjadi “booming” padahal dari isu yang beredar, riset mereka seharusnya sangat diapresiasi mengingat urgensi dari penilitian mereka.

Itu merupakan salah satu bentuk nyata bahwa sama sekali tidak ada kekhawatiran akan “habisnya” minyak dunia. Seperti azas ekonomi, semakin banyak permintaan, barang semakin sedikit, harga semakin naik. Bukankah itu yang sebenarnya diinginkan? Jadi wajar saja perkembangan sumber daya dari kendaraan tidak bisa secara drastic meninggalkan minyak bumi ini. Baik secara sadar maupun tidak, memang teknologi didunia itu ada yang mengatur arahnya baik secara paksa maupun tidak.

Sesungguhnya keberadaan mobil listrik sebagai mobil “utama” itu masih jauh perjalanannya, bukan karena sumber daya manusia yang tidak bisa mengembangkan teknologi ataupun kesiapan produsen maupun pihak ketiga, melainkan ada “pengaturan” global yang tidak bisa dihindari. 

Tambahan : Wah ada gas. Berarti ada saatnya Tugas Akhir yang gue kerjain berguna dong buat nusa bangsa haha :D

Tuesday, September 18, 2012

5 Lagu Dream Theater Terbaik


Berhubung gue itu penggemar Dream Theater, jadi mau coba urutan 5 lagu dream theater terbaik beserta alasan dan sedikit penjelasannya. Sebenernya band apaan sih Dream Theater? Kok gue bisa suka sama musiknya sih? Terlalu pusing gak sih dengerinnya? Haha itulah kira-kira mostly question yang ditanyakan oleh temen-temen gue. 

Singkat aja, awalnya, gue dengerin beberapa lagu Yngwie Malmsteen, trus kakak gue bilang, "Lagu lo pusing amat sih, ga sekalian Dream Theater aja tuh!!". Challenge accepted. Gue beli kasetnya (dulu masih kaset coy, nyari cd bajakan lebih sulit daripada kaset), kalo gak salah pas sma. Buat temen belajar ampe malem, setel aja tuh kaset bolak-balik kaya kolor, lama-lama kok asik sih haha.

Okelah, berikut ini urutannya dengan judul (album, length) :

1.     Octavarium (Octavarium, 24:00) 

“Apa-apaan nih lagu 24 menit? Gila kali yang buat lagu ya! Ga bosen dengerinnya?”

Itu pertanyaan pertama gue pas liat list album Octavarium ini. Dari semua lagu, mungkin ini salah satu lagu terpanjang dan banyak makna (dari analisis expert tentunya).

Percaya-gak-percaya, album ini mengisahkan kisah dari yang mereka lewati. Salah satunya adalah “Sacrificed Sons” yang bercerita tentang 9/11. Dan dilagu Octavarium ini merangkum 7 lagu sebelumnya, bukan hanya dari lirik yang berupa kesimpulan, tapi juga note-note-nya dimainin lagi disini.

Gilanya lagi, lagu dan album ini kalo dirasain feelnya itu kaya kehidupan seseorang selama sehari. Awal music itu sangat sangat mellow cozy chill spacious itu kaya orang baru bangun tidur. Lama-lama beraktivitas sampai akhirnya endingnya itu kaya orang mau tidur lagi.

Lagu ini juga menceritakan suatu akhir juga merupakan suatu awal. Ini dapat dilihat dari 24 menit : 24 jam : kehidupan 1 hari selesai dan mulai untuk hari selanjutnya, dimainkan pada kunci Ftinggi (Frendah pada Root of Evil dan selalu naik disetiap lagu, G A B C D E F) dan diending ditutup dengan note F.
Lebih lengkapnya disini deh : Octavarium Analysis


2.     The Count of Tuscany (Black Clouds and Silver Linings, 19:16)
“Gak waras ni lagu 19 menit, mati gaya dengerinnya”. Menurut gue sih ini salah satu lagunya dengan recording yang bagus luar biasa. Suaranya superb clear. Ini ceritanya tentang John Petrucci sang gitaris yang lagi main ke Italia, rumah neneknya kayaknya sih. Lebih ke cerita menyedihkan dia disana. Liat aja lirik di akhir-akhirnya.



3.     Endless Sacrifice (Train of Thought, 11:24)
Ini lagu lumayan pendek. Ini cerita tentang perjuangan mereka sih yang sempat naik turun memperjuangkan “cinta” mereka dalam bermusik. Diawal lagunya itu malah kaya lagu pop-rock, pas ditengah baru kerasa progresif metalnya.

4.     The Ministry of Lost Souls (Systematic Chaos, 14:57)
Lagu ini agak mellow diawal dan bakal nyari, ini metalnya dimana sih. Dengerin aja, ditengah nanti “flow”nya naik dengan sendirinya. Ini cerita tentang cowok yang mati-matian membela si cewek yang awalnya ga bisa apa-apa, sampai akhirnya bisa mandiri, dan akhirnya si cowok “harus” bisa melepaskan si cewek. Entah ini kisah cinta atau enggak, tapi kalo dialbumnya itu cerita tentang dewa, malaikat, dan semacamnya lah.

 

5.     The Best of Times (Black Clouds and Silver Linings, 13:09)
Ini lagu bercerita tentang kesedihan dan kekaguman Mike Portnoy kepada bapaknya. Bapaknya yang merupakan inspirator Mike Portnoy itu meninggal. Kerasa banget “feel” ceritanya. Kalo gue bilang sih ini gak progresif, cuma lagunya panjang dan ada beberapa repetisi.


 

Coba aja dengerin sih, kalo suka lagu agak keras kayanya bisa dengerin ini. Tapi percayalah, ini hanya salah satu band beraliran metal dari sedikit band aliran music keras yang gue sukai. Selain itu gue suka yang selow2 aja lah yah ahahaha.

Temen gue tuh paling sering banget nanya “Lo kuat dengerin music selama itu? Gak bosen?”

Gue jawab, “sama sekali ga bosen. Ini lagu boleh panjang, tapi kaya cerita, minim repetisi (pengulangan) dan kebanyakan mengalir, flownya itu naik turun, gak flat kaya lagu pop ato rock biasa. Makanya gue lebih ga tahan denger lagu yang Cuma 4-5 menit, isinya repetisi terus-terusan, bosen cuy. Ini enggak, paling diawal sama diakhir doang adanya, udah gitu jaraknya puluhan menit, kagak bosen. Itulah musik progresif!”

Jujur aja dari 5 lagu diatas, yang sekali duakali denger udah enak dikuping, cuma The Best of Times. Sisanya : "Apaan nih lagu, aneh banget!!!". Tapi itulah hidup, makin sering didenger, akhirnya makin jatuh cinta.

Sunday, July 29, 2012

Mobil Listrik Indonesia


Sebenarnya, saya tidak tahu banyak tentang mobil listrik, tapi mau coba berpendapat dan bertukar pikiran saja. Mobil listrik merupakan mobil yang digerakkan oleh motor listrik yang mendapat suplai dari baterai. Kalau dipikir sekilas, jelas ini jauh lebih sederhana daripada mobil yang menggunakan motor bakar yang butuh ini itu, banyak komponen. Makin banyak komponen, makin besar kemungkinan rusaknya.


Kenapa mobil listrik? 

Mobil listrik memang diciptakan untuk mengeluarkan belenggu Negara dari derasnya harga minyak dunia. Selain itu ada “isu” bahwa cadangan minyak dunia sudah terbatas. Lalu ada juga yang mengatakan untuk konversi minyak ke gas. Banyak juga yang “tertarik” dengan teknologi hybrid. Tapi nyatanya, sampai saat ini kenapa luar negeri yang “lebih maju” malah lebih tertarik mengembangkan teknologi hybrid daripada motor listrik sendiri? Tentunya sampai saat ini juga, performa dari motor bakar belum bisa dikalahkan oleh motor listrik. Bayangkan saja eropa yang kiblatnya mengejar akselarasi dan US mengejar ketangguhan dengan besarnya kapasitas itu hampir tidak mempedulikan apa yang disebut emisi. Mobil super (supercar) tersebut sudah biasa mencapai 500bhp atau sekitar 372 kW. Bayangkan saja dengan asumsi efisiensi yang sama, dibutuhkan motor listrik 372 kW. Lalu apa masalahnya toh selama ini motor listrik dayanya besar bahkan ada yang sampai 0.5 MW. Atau dengan efisiensi yang motor bakar sekitar 40% dan motor listrik 90%, maka untuk mencapai 500bhp diperlukan sekitar 222 kW. Untuk di Indonesia sendiri, 1 rumah hanya berkapasitas 2 – 5 kW. Bayangkan untuk 1 mobil dengan performa tinggi membutuhkan 50 – 100 rumah.



Negara maju yang notaben-nya listrik sudah lebih dari cukup yang berasal dari pembangkit nuklir dan sebagainya itu mungkin masih mempertimbangkan hal tersebut untuk mengembangkan mobil listrik performa tinggi. Bayangkan juga berapa besar baterai yang digunakan untuk menyuplai motor listrik seperti itu dan berapa lama nge-charge-nya.

Selain itu, yang paling dikhawatirkan masyarakat umum adalah, jika motor listrik ini “ngadat” atau kehabisan suplai baterai atau baterai yang soak. Karena sampai saat ini, tempat nge-charge mobil ini masih belum dipikirkan lebih jauh. Seharusnya memang tiap rumah sudah bisa nge-charge ini. Namun bayangkan bila mogok ini dialami banyak orang dan terjadi disiang atau saat peak load? Ini lebih akan merusak jaringan listrik. Belum lagi harga listrik saat peak load ini. Wacana yang diberedar bahwa mobil listrik ini “sebaiknya” di-charge pada waktu malam-pagi buta karena saat itu beban rendah. Tapi bila ini telah dilakukan, beban rendah yang terjadi pada pukul 23.00 – 5.00 ini mungkin akan jarang terjadi lagi. Tentunya ini akan mempengaruhi para pembangkit listrik dan umur turbin-turbin mereka. Tentunya ini akan memakan biaya lagi. Sebaiknya ini dipertimbangkan lagi dan direncanakan lebih matang untuk penggunaan mobil listrik, bukan hanya mobilnya sendiri, tapi juga aspek komplemennya.

Mobil listrik nantinya akan sebuah pilihan atau keharusan?

Dari banyaknya pilihan untuk mengurangi emisi dan pemakaian minyak dunia, seperti hybrid, konversi ke gas, dan menciptakan motor bakar berefisiensi tinggi, sepertinya mobil listrik memang bisa menjadi sebuah pilihan yang tepat guna. Saat ini, alumni mesin Pak Dasep Ahmadi mengembangkan mobil listrik ini. Sekilas, memang mobil ini mengejar harga jual yang rendah agar dapat dijangkau masyarakat. Dosen mesin ITB pun turut andil untuk mengembangkannya. Mobil listrik sebaiknya lebih difungsikan untuk mobil dalam kota yang memang tidak mengejar performa. Kota super padat seperti Jakarta yang memang sudah kaya polusi dan kemacetan, sangat berpotensi untuk pasar utama mobil listrik. Tidak ada gas buang, dimensi mobil yang tidak besar, tidak perlu mengantri di SPBU, dan bila diberi transmisi otomatis akan lebih “menjanjikan” untuk “parkir” di Ibukota.

Didesain untuk melahap jarak 150 km atau mil ini seharusnya dipertegas dengan kondisi yang dialami oleh mobil tersebut. Tentunya jika menghadapi kemacetan, jalan tol, atau luar kota, konsumsinya akan berbeda-beda. Jika 150 km per hari didesain untuk kemacetan Jakarta, nampaknya sudah bisa bikin pusing untuk keliling Ibukota sehingga batasan ini sudah aman. Selain itu, di Jakarta atau di kota besar lainnya akan lebih mudah membuat “pengisian” jika ternyata mogok dijalan dibandingkan di jalanan luar kota, apalagi diluar pulau Jawa. Daya yang tidak besar, sekitar 10 – 50 bhp ini juga cukup untuk melibas didalam kota yang sebenarnya lebih banyak diam daripada geraknya. Hanya saja, perlu dikembangkan charger yang lebih “oke” agar daya yang kecil ini tidak perlu diisi semalaman. Para pengatur regulasi pun harus siap membuat “siap” PLN untuk penyedian listrik pada malam hari tersebut dan bersiap untuk “lebih seringnya servis” pembangkit penyuplai tersebut. Sesungguhnya, mobil listrik sebagai city car, lebih menjanjikan daripada pilihan-pilihan lainnya, hanya saja investasi besar dan jangka menengah-panjang.


Tapi, ada masalah lain juga. Bayangkan jika mobil listrik ini banyak digunakan sementara jalan di Jakarta pertumbuhannya sangat minim? Masalah seperti ini memang sulit bung :D.

NB : Aduh, ngurangin kerjaan anak mesin dong ya haha, lama-lama lab motor bakar jadi museum deh. 

Saturday, April 14, 2012

Dari Bahan Bakar Subsidi ke Non-Subsidi? Bagaimana Motor Anda Merespon?

Sebuah Kajian dari Divisi Kelompok Studi Sosioteknologi HMM

Peraturan pemerintah yang akan keluar membuat resah sebagian besar masyarakat. Peraturan tersebut dianggap membebani masyarakat karena diwajibkan untuk membeli bahan bakar yang lebih mahal yaitu pertamax. Meskipun dari segi ilmu mesin dengan digantinya premium ke pertamax lebih banyak positifnya, namun tetap saja dengan perbedaan harga yang cukup jauh ini menuai kontra dari mayoritas konsumennya. 
 

Latar Belakang Masalah

Kendaraan bermotor di Indonesia bisa jadi sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Hal ini dapat dilihat secara fisik di jalanan sehingga kemacetan pun sering terjadi dalam waktu yang cukup lama.
Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 88,90 triliun tahun ini dari proyeksi APBNP 2010. Namun anggaran subsidi BBM tersebut terancam bakal melambung hingga Rp 100 triliun jika pemerintah tak segera menerbitkan kebijakan pengetatan subsidi BBM tersebut. Diperkirakan kuota BBM bersubsidi tak akan bisa menutup kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun ini. PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2010 akan mencapai 38,379 juta kiloliter. Hal ini melebihi  total kuota yang dipatok 36,5 juta kiloliter. Perkiraan konsumsi itu terdiri dari atas premium 23,129 juta kiloliter, minyak tanah 2,389 juta kiloliter, dan solar 12,859 juta kiloliter.
Isu yang muncul untuk mengelola keterbatasan kuota premium ini ada dua :

1.    Semua kendaraan roda empat dengan pelat hitam, dilarang menggunakan BBM bersubsidi
2.    Melarang mobil produksi 2005 ke atas menggunakan BBM nonsubsidi.
3.    Pengalihan bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas

Isu yang akan dibahas hanya opsi pertama dan kedua mengingat pengalihan bahan bakar minyak menjadi gas masih baru dan sangat controversial. Dari kedua pilihan yang ada tersebut, pilihan yang ke-dua merupakan sebuah isu yang sangat menyebar luas dimasyarakat mengingat isu tersebut telah dikaji oleh ESDM dan UI. Dari opsi pertama diperkirakan bisa menghemat BBM bersubsidi sekitar 14 juta kiloliter. Jumlah itu lebih besar daripada yang dihasilkan dari opsi kedua yang hanya menghemat BBM bersubsidi sekitar 9 juta kiloliter. Bagi pemerintah sendiri, lebih memilih ke opsi yang ke-dua mengingat jumlah produksi dan penjualan kendaraan bermotor meningkat signifikan pada tahun 2005.

Mengingat besarnya kemungkinan pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai subsidi BBM ini, maka masyarakat lebih mengenal mengenai opsi ke-dua tersebut. Tentu saja ini menimbulkan beberapa pertanyaan bagi sebagian besar masyarakat, antara lain yaitu apakah kendaraan roda empat ini cocok jika menggunakan bensin selain premium, mengingat produk kendaaran diatas tahun 2005 itu mempunyai karakter mesin yang variatif, apakah mesin yang biasa digunakan premium akan aman jika digunakan pertamax atau pertamax plus maupun sebaliknya, efek apa saja yang akan timbul jika sering gonta-ganti bahan bakar.  Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dibahas dalam tulisan singkat ini.

Pembahasan

Bahan Bakar Bensin

Bensin ialah sebuah zat cair yang tersusun  oleh hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan. Untuk di Indonesia sendiri, sudah diberlakukan BBM tanpa timbal(Pb). Timbal merupakan sebuah zat adiktif yang dicampurkan kedalam cairan bensin untuk mengubah energi aktivasi pembakaran sehingga pembakaran lebih mudah terjadi. Namun, gas buang yang dihasilkan oleh pembakaran tersebut tidak sehat karena mengandung Pb yang dapat menganggu kesahatan makhluk hidup. Zat adiktif lainnya antara lain tetraethyl lead (TEL, Pb(C2H5)4) ,  MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H11O) atau etanol Etanol sendiri dapat dikategorikan sebagai bahan bakar alternatif mengingat jumlah parsial dalam larutannya bersama bensin yang cukup besar dibandingkan zat lainnya.
Nilai oktan sebuah bahan bakar yang paling umum di seluruh dunia adalah nilai Research Octane Number (RON). RON ditentukan dengan mengisi bahan bakar ke dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi yang teratur dalam keadaan tanpa beban. Nilai RON diambil dengan membandingkan campuran antara iso-oktana dan n-heptana. Misalnya, sebuah bahan bakar dengan RON 88 berarti 88% kandungan bahan bakar itu adalah iso-oktana dan 12%-nya n-heptana.
Berikut adalah beberapa data mengenai nilai oktan bahan bakar turunan bensin.

Pertamina
Premium  Oktan 88
Pertamax Oktan 92
Pertamax + Oktan 95
Pertamax Racing Oktan 100

Petronas 
Primax 92 Oktan 92
Primax 95 Oktan 95

Shell
Super 92 Oktan 92
Super Extra 95 Oktan 95

Total
Performance 92 Oktan 92
Performance 95 Oktan 95

Kompresi Mesin VS Nilai Oktan

Kompresi mesin atau lebih tepatnya rasio kompresi mesin adalah perbandingan volume ruang bakar (saat piston berada di puncak atas / titik mati atas) dengan keseluruhan ruang silinder piston (ruang bakar dan ruang kompresi). Misal perbandingan mesin Supra X adalah 9.0:1 artinya perbandingan Vt/Vb=9. Makin tinggi nilai Vt/Vb maka tenaga yang dapat dihasilkan mesin akan semakin besar, karena pemampatan udaranya semakin baik. 

Gambar 1. Perbandingan Gerak Torak dengan Kompresi.
Sumber:http://assets.kompas.com/data/photo/2011/01/18/1801046620X310.jpg


Hubungan antara kompresi mesin dan nilai oktan bahan bakar yang dibutuhkan adalah sebanding yakni semakin besar  kompresi mesin maka semakin besar pula nilai  oktan bensin yang dibutuhkan sebagai bahan bakarnya. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

Penjualan kendaraan bermotor sesungguhnya memiliki data spesifikasi mengenai mesin seperti rasio kompresinya, namun mayoritas konsumen mengacuhkan informasi berharga ini. Selama ini, konsumen hanya menggunakan informasi yang beredar dimasyarakat mengenai bahan bakar yang digunakan oleh kebanyakan orang untuk jenis kendaraan bermotor yang telah dibeli tersebut. Padahal, dengan melihat rasio kompresinya, konsumen dapat menentukan sendiri bahan bakar yang bisa digunakan. Akibatnya, banyak konsumen yang kurang tepat dalam mengisi bahan bakar kendaraannya. Banyak kendaraan yang mengantri di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) pada bagian premium, padahal jika diperhatikan secara seksama, tidak semua kendaraan yang mengantri tersebut cocok menggunakan premium, dan sebaliknya ada kendaraan yang mencoba mengisi dengan pertamax atau pertamax plus, padahal jenis karakter mesinnya sudah cukup untuk diisi dengan premium. Kejadian ini bisa terjadi karena memang factor ekonomi, kebanggan, ataupun ketidaktahuan pemilik kendaraan. Berikut adalah data perbandingan rasio kompresi sebuah merek motor terkenal di Indonesia:


Gambar 2. Kompresi pada Motor.
Sumber: http://business-with-me.wetpaint.com/page/Daftar+Rasio+Kompresi+Berbagai+Merk+Motor+%26+Mobil

Selain itu data perbandingan kompresi mesin dan jenis bahan bakar yang digunakan secara umum adalah sebagai berikut:
 
Gambar 3. Perbandingan Jenis Bensin, Angka Oktan, dan Rasio Kompresi.
http://business-withme.wetpaint.com/page/Daftar+Rasio+Kompresi+Berbagai+Merk+Motor+%26+Mobil

Dari contoh table diatas, dapat secara sederhana mengenai bahan bakar yang cocok untuk motor kita. Sebagai contoh, Motor Yamaha Vega-R menggunakan premium, Yamaha Jupiter-Z menggunakan Pertamax, Yamaha V-Ixion mengunakan Pertamax plus. Sebenarnya jika dilihat lebih lanjut, rasio kompresi bukan satu-satunya penentu dalam memilih bahan bakar yang dibutuhkan, masih ada faktor lain seperti: Bentuk ruang bakar, desain mesin, bentuk kepala piston, perbandingan campuran bahan bakar, aliran masuk bahan bakar (dan manajemen alirannya serta fitur seperti cyclone, valve deactivation, variable valve timing, turbocharger /supercharger, gasoline direct injection, dll) juga bisa mengubah kebutuhan oktan naik/turun. Namun hanya dengan melihat rasio Kompresi pada data spesifikasi kendaraan, bisa diperkirakan  jenis bahan bakar yang dibutuhkan.

Kesesuaian Bahan Bakar dengan Karakter Mesin

Ketidaksesuaia antara penggunaan bahan bakar dengan karakter mesin dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi kendaraan. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Mesin yang diberi oktan terlalu rendah atau mesin yang diberi oktan terlalu tinggi.


  
Gambar 3. Kepala piston yang bolong akibat knocking 

Dampak pemberian Oktan lebih rendah daripada spesifikasi motor bakar :
1.    bensin terbakar terlalu cepat dan bukan disebabkan oleh percikan api dari busi melainkan dari tekanan yang tinggi.
2.    Biasanya busi akan memercikkan api pada saat piston berada pada titik mati atas (TMA). Pada kasus ini bensin telah terbakar sebelum piston sampai pada TMA. Akibatnya kepala Piston yang akan memuju ke ruang bakar akan dipukul keras oleh energi pembakaran yang berasal dari ruang bakar. Kejadian seperti ini jika terjadi terus menerus pastinya akan merusak bagian mesin seperti piston, dinding silinder, dan klep.
3.    pembakaran prematur ini juga dapat mengurangi efisiensi kendaraan karena ekspansi gas terjadi mendahului waktu ekspansi yang seharusnya terjadi yaitu yang dibutuhkan untuk mendorong piston turun.

Dampak pemberian Oktan lebih tinggi daripada spesifikasi motor bakar :
1.    cara ini tidak membuat performa mesin meningkat secara signifikan dan tidak sebanding dengan harga yang diberikan
2.    Bensin terbakar lebih lambat, sehingga pembakaran tidak sempurna  pada ruang bakar menjadi besar. Akibatnya malah dapat menimbulkan polusi karena meningkatnya emisi gas Co dan CO2.
3.    Efisiensi mesin berkurang, karena tidak semua bahan bakar dikonversi menjadi tenaga.
4.    semakin tinggi nilai oktan maka semakin lambat BBM tersebut terbakar dan semakin sulit juga menguap , BBM yang gagal terbakar akibat oktan terlalu tinggi menyebabkan kerak & penumpukan pada ruang bakar atau pada klep/ valve, leher piston, busi.

Teknologi sistem injeksi

Seiring berjalannya teknologi pada mesin kendaraan, karburator yang awalnya merupakan sebuah alat untuk mencampurkan bensin dengan udara dengan keterbatasannya, mulai diambil alih oleh sistem injector. Sistem ini sebenarnya sudah lama dikembangkan namun untuk keterbuatan dan pasarnya masih sangat sulit mengingat harga produksi pada zaman dikembangkan dahulu sekitar tahun 1980-an sangat mahal.


Gambar 4. Karburator
Sumber : http://uli88.files.wordpress.com/2010/03/carburetor.jpg

Sesungguhnya, dengan keberadaan sistem injeksi ini, bisa digunakan bensin dengan oktan berbagai jenis. Sistem ini tidak terhubung dengan langsung dengan putaran mesin, tetapi terhubung dengan beberapa bagian lainnya seperti sensor pada ruang bakar, putaran mesin, gaya pengemudi membawa mobil, dan sensor pada pedal gas. Semua bagian tersebut dihubungkan ke ECU (electrical computer unit) yang merupakan otak yang akan salah satunya akan mengatur sistem injeksi tersebut.
 

Gambar 5. Injektor
Sumber : http://www.werkzeugeonline.eu/media/sales/Produktbilder/Injektor.jpg

ECU tersebut memperhitungkan semua kondisi pada bagian tersebut yang akan mengubah besaran dan perlakuan bahan bakar yang akan dibakar pada injektor sehingga perbedaan oktan bisa diatasi dengan adanya ECU tersebut.Untuk versi murahnya, bisa menggunakan pigibek yaitu memanipulasi kerja ECU.


Hasil Diskusi

Di tahun 2011 ini, isu mengenai pengalihan penggunaan bahan bakar dari premium ke pertamax atau pertamax plus ini ditanggapi secara negative jika dilihat dari kacamata sosialnya. Dari segi ilmu mekanika, kendaraan pribadi yang umumnya diproduksi ditahun 2011 sudah menerapkan sistem injeksi bahan bakar ini tidak menunjukkan masalah yang berarti. Dari beberapa aspek detailnya, bahkan naiknya konsumsi oktan pada ruang bakar akan berdampak positif. ECU standar bawaan pabrik pada mobil standar tentu saja sangat terbatas kerjanya sehingga ECU tersebut hanya bisa bekerja maksimal disalah satu oktan saja yang berarti fleksibilitas ECU tersebut cukup kecil. Untuk ECU pada oktan 88, bisa digunakan dioktan 90 atau 92. Tentu saja terjadi peningkatan performa hanya saja efisiensi akan menurun. Selain itu, emisi gas buang akan lebih bersih dan kondisi ruang bakar akan lebih bersih.




Wednesday, April 11, 2012

Pembakaran Sampah Nirracun

Masalah yang terjadi di masyarakat

    Sampah kini menimbulkan persoalan yang cukup rumit di sejumlah kota. Pemerintah daerah tidak berkutik ketika berurusan dengan sampah. Contohnya tempat pembuangan akhir bantar gebang Bekasi seluas 108 hektar masih menjadi andalan untuk menampung 6000 ton sampah warga Jakarta setiap hari. Keberadaan tempat pembuangan sampah akhir ini sering diprotes warga sekitar karena mencemarkan udara, tanah serta dampak sosial lain. Hal serupa juga terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat.
    Beberapa masyarakat di Indonesia lebih menyukai membakar sampah rumah tangga mereka masing-masing, namun pembakaran yang dilakukan di tempat terbuka ini tidak akan mencapai temperatur yang tinggi sehingga gas sisa pembakaran yang tidak sempurna ini akan mencemari lingkungan. Proses pembakaran akan mengubah sampah menjadi abu, gas sisa pembakaran, partikulat dan panas. Pembakaran sampah yang dilakukan di tungku terbuka menyebabkan pembakaran yang tidak optimal serta menimbulkan beberapa kerugian, diantaranya borosnya bahan bakar yang digunakan, tingginya residu yang dihasilkan, asap pembakaran dan partikulat yang mencemari lingkungan.
    Gas asap hasil pembakaran sampah yang tidak terkontrol biasanya mengandung partikulat, logam berat, hidrokarbon, sulfur dioksida, asam hidroklorat, abu dan dioxin dimana dioxin merupakan senyawa karsionogenik. Dampak keracunan dioxin untuk jangka panjang adalah kanker dan aterosklerosis Karena sumber dioxin bisa dari berbagai materi yang ada di sekitar kita, maka dioxin menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia, karena pengaruh negatifnya sudah dapat dicapai hanya pada dosis yang sangat rendah yaitu beberapa part per trillum dalam lemak tubuh kita.
    Dioksin merupakan senyawa yang mampu mengacaukan sistem hormon, yaitu dengan cara bergabung dengan kaseptor hormon, sehingga mengubah fungsi dan mekanisme genetis dari sel, dan mengakibatkan pengaruh yang sangat luas, yaitu kanker, menurunkan daya tahan tubuh, mengacaukan sistem saraf, keguguran kandungan, dan dapat mengakibatkan cacat kelahiran. Umumnya dioxin dihasilkan dari pembakaran sampah yang merupakan hasil samping produk pestisida, pembakaran dari proses produksi baja atau proses kimia suatu produk yang menggunakan chlor sebagai pemutih seperti kertas, plastik, bahan T-shirt dan sebagainya.
Dioksin dikenal sebagai senyawa hidrofobik (tidak akur dengan air). Artinya bila dioksin berada di air, akan menghindari air dan mencari tempelan atau masuk ke dalam tubuh ikan. Demikian juga halnya mekanisme cara pencemaran pada binatang liar. Dioksin akan mencari binatang untuk ditempeli dan dimasuki. Sehingga apabila kita mengkonsumsi hewan tersebut maka dioxin akan berpindah ke dalam tubuh kita. Sedangkan gas CO merupakan gas yang tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna yang merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dibanding dengan CO2.
   
Skema Pembakaran Nirracun


Solusi dan Pencegahan

Untuk menghindari tercemarnya udara oleh gas berbahaya akibat pembakaran tidak sempurna saat dibakar di tungku terbuka, maka sebaiknya sampah dibakar sesempurna mungkin, salah satunya adalah menggunakan insenerator. Berikut adalah tahapan proses pembakaran menggunakan insenerator :
  1. Sampah awalnya disortir terlebih dahulu. Sampah yang kering  dan yang mempunyai nilai pembakaran yang cukuplah yang bisa langsung diproses lanjut. Jika sampah dalam kondisi basah, yang berarti kandungan air dalam sampah tersebut cukup besar, maka sampah tersebut perlu dikeringkan terlebih dahulu. Hal ini untuk memudahkan dan memaksimalkan nilai pembakaran yang ada pada sampah tersebut.
  2. Sampah ditampung di bak atau area penampungan kemudian akan dicacah yang akan memperbesar bidang kontak sampah dengan udara pada proses pembakaran di dalam insenerator. Sebelum masuk ke insenerator sampah diletakkan di hopper yang terhubung langsung dengan moving grate insenerator
  3. Sampah dimasukan kedalam insenerator menggunakan moving grate untuk mencegah terjadinya timbunan sampah dalam insenerator sehingga diharapkan pembakaran berlangsung sempurna karena bidang kontak sampah dengan udara cukup besar.
  4. Didalam insenerator sampah dibakar dengan temperatur tinggi (diatas 8500C) guna memecah gas dioxin akibat pembakaran sampah yang mengandung klor. Untuk menjamin pembakaran berlangsung diatas temperatur 8500C insenerator dilengkapi dengan burner (biasanya menggunakan bahan bakar minyak) yang akan menyala apabila temperatur di dalam insenerator kurang dari 8500C. Insenerator juga dilengkapi dengan blower untuk menyuplai udara sekunder berkecepatan tinggi yang menjamin cukupnya suplai oksigen dan terjadinya mixing yang baik sehingga proses  pembakaran menjadi optimal. Sedangkan udara primer dialirkan melalui lubang-lubang yang terdapat pada moving grate. Udara primer ini juga bermanfaat untuk mendinginkan grate itu sendiri guna menjaga kekuatan mekaniknya. Sisa abu pembakaran (bottom ash) akan dikeluarkan dari insenerator menggunakan moving grate (biasanya hanya 4-10% volume atau 15-20% berat sampah yang masuk). Bottom ash jarang mengandung logam berat dan tidak dikategorikan sebagai sampah berbahaya sehingga aman untuk dibuang ke lahan pembuangan sampah. Namun perlu diperhatikan agar pembuangan abu padat tidak mengganggu keadaan air tanah karena abu padat dapat terserap ke dalam tanah. Berbeda dengan bottom ash, fly ash mengandung konsentrasi logam berat (timbal, kadmium, tembaga, dan seng) lebih banyak dari pada abu padat. Fly ash ini akan terbawa oleh gas sisa pembakaran. Panas yang dihasilkan oleh insenerator ini digunakan untuk memanaskan air sampai menjadi uap yang kemudian digunakan untuk memutar turbin sehingga dapat membangkitkan listrik dengan menyambungkan poros turbin dengan generator.
  5. Gas sisa pembakaran kemudian dialirkan menuju ruang penyaringan. Gas sisa pembakaran ini terdiri dari CO2, asam hidroklorat, asam nitrat, asam hidrofluor, merkuri, gas NOx, fly ash, uap air dan logam berat lainnya. Beberapa penyaringan yang bisa dilakukan diantaranya :
    •    asam hidroklorat, asam nitrat, asam hidrofluor, merkuri dan logam berat lainnya dihilangkan dari gas sisa menggunakan acid gas scrubbers ( seperti cairan limestone ) yang prinsip kerjanya membuat terjadinya kontak antara gas buang dengan cairan scrubbing oleh penyemprotan cairan scrubbing, melewatkan gas buang pada kolam cairan atau menggunakan metode kontak lainnya agar terjadi kontak sehingga gas asam bisa dipisahkan dari gas buang. Cairan yang telah digunakan harus ditreatment sebelum dilakukan pembuangan akhir atau digunakan kembali.
    •    Gas NOx direduksi menggunakan katalis converter ammonia
    •    Logam berat dihilangkan menggunakan karbon aktif yang diinjeksikan sebelum penyaringan partikulat
    •    Partikulat yang terkandung dalam gas buang kemudian disaring menggunkan baghouse filter. Prinsip kerja dari baghouse filter adalah dengan melewatkan gas kotor pada fabric bags yang berperan sebagai filter. Udara yang sudah melewati filter akan bersih dari partikulat. Filter ini merupakan filter paling efektif dan efisien dari segi biaya serta efisiensinya dalam menyaring partikulat yang kecil sekalipun dapat mencapai 99%. Baghouse filter memiliki beberapa tipe yaitu shaking, reverse air, pulse jet dan sonic baghouse. Tipe pulse jet paling sering digunakan dimana prinsip kerjanya adalah melewatkan gas buang pada bag (filter) sehingga partikulat akan tersaring. Tumpukan partikulat akan menempel pada filter sehingga harus dibersihkan dengan menyemprotkan udara bertekanan untuk merontokkan lapisan partikulat hasil penyaringan.
  6. Gas buang yang sudah disaring kemudian dibuang ke lingkungan melalui cerobong asap.
   
Dengan adanya teknologi pembakaran sampah menggunakan insenerator seharusnya masalah sampah yang ada bisa teratasi. Dengan adanya insenerator ini, sampah yang harus ditimbun di tempat pembuangan akhir berkurang kurang lebih 90%. Mengingat di Indonesia mayoritas menghasilkan sampah dengan kandungan air yang cukup tinggi, maka diperlukan pengolahaan awal yaitu dikeringkan. Oleh karena itu, dibutuhkan daya lebih untuk menggerakkan PLTSa tersebut sehingga efisiensinya akan menurun, termasuk dalam sisi ekonominya. Pembangunan modal yang cukup besar dan butuh waktu panjang untuk mengembalikan modal awal tersebut dirasa perlu dipertimbangkan kembali oleh pemerintah.  Untuk masyarakat, diharapkan untuk tetap tidak membakar sampah di tungku terbuka karena dirasa lebih baik untuk tetap dikelola oleh petugas kebersihan yang nantinya akan dibawa ke tempat penampungan sampah.

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Incineration
http://en.wikipedia.org/wiki/Dust_collector
http://journal.uii.ac.id/index.php/Teknoin/article/viewFile/2049/1859
http://www.rpi.edu/dept/chem-eng/Biotech-Environ/incinerator.html
http://www.pollutionissues.com/Ho-Li/Incineration.html
Pengolahan sampah-rev1 ADP 2.pdf
Skema Pembersihan Gas Sisa Pembakaran

Kerugian Dengan Beroperasinya PLTSa
  1. Fly ash yang sangat beracun harus benar benar dipisahkan dari gas buang
  2. Insenerator mengemisikan beberapa logam berat yang beracun
  3. Terdapat teknologi alternative penanganan sampah seperti Mechanical Biological Treatment, Anaerobic Disgestion dan lainnya yang lebih murah
  4. Pembangunan PLTSa menghabiskan dana yang sangat besar dan kembali modal baru bisa dalam jangka waktu yang cukup panjang
  5. Insenerator memproduksi partikel yang sangat kecil yang tidak dapat disaring yang berarti akan diemisikan kelingkungan  dan bisa mengganggu kesehatan
  6. Penampilan yang kurang baik
  7. Menghilangkan lapangan pekerjaan bagi para pengepul.

Keuntungan Dengan Beroperasinya PLTSa
  1. Meningkatnya teknologi pembersihan  gas buang menjamin berkurangnya jumlah emisi dioxin dan furan
  2. Rendahnya polusi udara yang ditimbulkan oleh Insenerator modern yang didesain dengan baik
  3. Dengan adanya PLTSa maka penggunaan bahan bakar minyak untuk membangkitkan listrik menjadi berkurang sehingga polusi gas rumah kaca menjadi berkurang
  4. Berkurangnya emisi gas metana akibat penumpukan sampah
  5. Bottom ash merupakan zat tidak beracun yang bisa dimanfaatkan untuk landfill atau digunakan untuk membuat batu konstruksi
  6. Dapat digunakan untuk memusnahkan medical waste yang berbahaya
  7. Berkurangnya lahan yang diperlukan untuk menimbun sampah karena sisa dari pembakaran insenerator hanya tinggal 10% volume sampah yang dibakar
  8. Penimbunan bottom ash tidak menyebabkan terbentuknya air lindi yang berpotensi mencemari air tanah.
NB: Sebenernya, isu dibandung yang katanya di Gedebage mau dibuat itu gatau kelanjutannya. Ga usah jauh-jauh deh. Dikampus kita sebenernya insenarator itu udah ada dalam kondisi semi (tinggal dibikin pembangkitnya aja). Pasti banyak gak tau deh. Makanya jangan belajar mulu dikampus!! Tempatnya ada dikomplek sabuga

 
Jadi, gue pernah nih sama temen gue Indra Gunawan yang ahli bikin "ini itu" main kesana untuk liat langsung. Setelah ngobrol-ngobrol sama anak sana (bapak2 sih sebenernya, biar asik aja ceritanya), mereka yang kerja disana adalah beberapa ada yang pensiunan pegawai ITB. Intinya, petinggi dan pengelola kampus tercinta, bahkan ga pernah "nengok" kesitu dan cenderung terabaikan. Akhirnya anak-anak sana pada bikin usaha sendiri untuk manfaatin apa yang disediakan kampus. Dari sini gue pribadi mikir, dikelas itu gue belajar ginian juga, termo, turbin, abcdefghijklmnopqrstuvwxyz itu walopun ada yang nilainya mengecewakan, dan ga jauh dari kelas gue itu harusnya bisa gw aplikasikan, tapi nyatanya.... Lagi-lagi, dalam lingkup sendiri pun masih belum direalisasikan apa yang biasa gue kerjain dikertas burem dengan nama dan nim diujung, dan tanda tangan dihalaman paling depan. :(

Monday, March 19, 2012

Naik motor, Mobil, Sepeda, Jalan, atau Angkot?

Duh lagi-lagi gue membuat tulisan aneh. Ah ini para pembaca kayaknya hidupnya udah seneng ya, jadi doa-doa anda yang isinya supaya TA saya lanca kurang didengar sama yang diatas. Hidup susah dikit dong, atau pura-pura susah juga gapapa kok hihi. Ohya lagi-lagi ide tulisan ini muncul saat gue lagi naik motor, Alhamdulillah tak ada kecelakan lah pas mikirin ini. Duh gatau motor gue itu tuh kayak punya jiwa deh, tar gw ceritain lain kesempatan deh bahwa saat lo sayang ama suatu barang, entah kenapa barang tersebut punya nyawa dan respek ke si pemilik. Ah udah ngaco nih.

Jadi gini, sebenernya gue tuh entah keras kepala atau gimana, gue kuliah tuh kira-kira 2km dari kosan. Keliatannya sih deket, gw yakin kalo semua bangunan dipangkas semua, dari kamar gue bisa keliatan tuh gedung mesin “tercinta”. Tapi males juga kalo jalan kaki tiap hari pulang pergi haha. Gue Cuma mau bandingin sama semua kendaraan yang gw coba naiki dari kosan ke kampus dan perbandingannya dan alasan gw memilih itu haha.

Ini adalah transportasi yang pernah gue coba naiki dari kosan ke kampus :
1.    Motor
2.    Mobil
3.    Sepeda
4.    Jalan Kaki
5.    Gelinding
6.    Angkot

Bisa dilihat dari tabel yang gw coba buat sederhana, dan gw yakin kalo pun diteliti lebih lanjut masuk ke jurusan energi ato jurusan arsitektur untuk TA seseorang mungkin, hasilnya gak akan beda jauh. Kecuali masuk ke jurusan politik, mungkin data gak akan bisa menolong banyak ketika dipolitisasi dan tentunya hasil bacaannya ya sesuai yang kuat dalam politik.

Asumsi yang digunakan :
  1. Steady state
  2. Isolated System
  3. No friction 
  4. Isentropik
  5. Tidak hujan (karena kalau hujan gue yakin kerapatan udara berubah menjadi lebih padat sehingga metabolism menghasilkan pembakaran yang lebih efisiensotoy kelas dewa)
  6. Apapun sepedanya energinya mirip lah (sepeda 30 juta sama 300 ribu cuma beda di prestise aja, energi ga beda jauh)
  7. Apapun sepatunya energinya juga mirip (sepatu 50 ribu sama 500ribu paling beda kenyamanan doang),
  8. Motor gue pake yamaha mio setelan karbu standard dan knalpot standar (beda settingan beda hasil)
  9. Mobil diambil yang paling banyak dikampus aja yaitu yaris atau jazz. Kalo mobilnya bawa audi, bmw, hummer mungkin akan diadakan koreksi banyak mengingat harga yang tidak masuk akal dan untuk mencapai 10km/l, sang pengemudi harus ngemis darah ke engine-nya
  10. Angkot standar lah, saat ini sih belom ada angkot pake bmw ato hummer
  11. Angkot per manusia maksudnya didalam angkot ada sekitar 3 orang (ayam, kambing, sayuran, atau mayat tidak dianggap)
  12. Sepiring lauk dan nasi bisa tahan dari pagi sampe sore lah.

Okeh langsung sajah ya, dari semua diatas, gak usah repot-repot baca, cukup liat di baris yang bawah-bawah aja. Dari semua kombinasi itu, gue paling sering naik motor, kemudian sepeda, lalu jalan kaki santai, jalan kaki ngebut, naik angkot, dan mobil. Kenapa gue naik motor padahal tuh energinya besar? Ya mengingat naik motor itu melahirkan ide pemikirin untuk nulis ini, topic TA, cinTA, dan sebagainya haha. Naik motor itu irit waktu dan energi meskipun banyak orang bilang “cepet mati lo naik motor” dan “wah lo yang ga sopan ya naik motor, nyusahin yang naik mobil”. Sebenernya lo bisa ngeliat cara orang biasa naik motor aja sama dan biasa naik motor+mobil. Jadi gue bawa motor juga ga sembarangan, gue ngerti gimana rasanya kalo gue naik mobil trus main dipotong aja ama motor.

Sebenernya kita naik transportasi itu karena apa sih? Fungsi ato ke penampilan? Memang sih kalo kembali ke fungsinya, harusnya pakai transportasi umum. Lah gue naik motor? Bukan penampilan juga sih, kalo mau penampilan sih gw minta beli ke ortu kawasaki zx6r, tapi pasti ditabok kanan-kiri-atas-bawah dulu gue, haha. 



Kesimpulan :
1.    Gausah ngumbar-ngumbar hemat energi deh kalo kalian masih pake mobil, apalagi mobilnya lebih boros dari truk kontener, ckckc
2.    Katanya orang sibuk, berarti waktunya kan dikit dan mepet-mepet. Tapi kok banyakan naik mobil yak. Naik sepeda aja sob!


Sori ya kalo ada yang tersinggung, ini bener-bener subjektif haha. Tapi gak ada maksud untuk gimana atau gimana gitu yah, ane ga sebut nama gitu. Cuma sebut merk ajah. Mungkin pemikiran gue masih jauh dari sempurna, yaiya otak gue Cuma satu, yang baca kan ga Cuma satu orang hehe.

Tuesday, March 6, 2012

Hambatan yang Terjadi Pada Kendaaraan Roda Empat

Prolog : Maaf jika rumusnya acak-acakan, entah kenapa ga bisa dikopas dari ms word equationnya. Duh, harusnya gw udah mulai nulis tentang Tugas Akhir, tapi malah ginian yang ditulis haha. Tolong doanya man-teman supaya passion gue perlahan berpindah dari hal ga jelas gini menjadi hal jelas (TA). Makasih.
 
            Kendaraan terbagi menjadi beberapa jenis seperti sedan, jip, truk, bus, dan lainnya. Untuk jenis sedan dan jip, umumnya mempunyai empat roda dengan berbagai macam roda penggerak seperti penggerak roda depan atau biasa disebut Front Wheel Drive (FWD), penggerak roda belakang atau biasa disebut Rear Wheel Drive (RWD), dan penggerak roda depan belakang atau 4-Wheel Drive (4WD). Jenis penggerak pada mobil dapat menentukan prestasinya. Gaya pada mobil yang diberikan ke jalan tersebut berupa traksi dengan torsi merupakan keluaran dari motor bakarnya. Sementara gaya hambatan dapat berupa hambatan aerodinamika, hambatan putar (rolling resistance), dan hambatan sudut. Oleh karena itu, semua hambatan tersebut akan dibahas dengan mengambil contoh nyata pada mobil sedan Dodge Charger 5.7L 2006.
            Secara praktik, torsi keluaran dari sebuah kendaraan bisa diambil datanya menggunakan dyno test. Dari uji tersebut, torsi keluaran akan sedikit berbeda dengan teoritis karena teoritis menganggap kondisinya ideal yaitu tidak ada gesekan bantalan, pelumas, dan lainnya. Torsi atau momen putar (M) ini memberikan gaya ke jalan yang akan mengakibatkan munculnya traksi dan gaya gesek.
 Gambar 1. Traksi dan Gaya yang terjadi pada Roda


            Dari persamaan tersebut, dapat dilihat traksi muncul karena adanya momen putar dan hambatan putar yaitu e.N/r . Nilai traksi tersebut harus memenuhi persamaan kedua yaitu tidak boleh lebih besar dari µs . N . Jika tidak memenuhi, makan ban pada mobil akan mengalami selip, sementara nilai hambatan putar tidak akan bisa lebih besar M/r.



 Grafik 1. Torsi Keluaran terhadap RPM saat Dilakukan Dyno Test
            Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa torsi bergradien positif hingga mencapai titik puncaknya dan akan terus menurun ketika melewatinya. Torsi maksimumnya yaitu 433Nm saat RPM di 4200. Dari data tersebut, didapati besarnya Torsi Zrolling-resistance yaitu 26.59 Nm. Nilai hambatan putar tersebut statis, artinya tidak akan berubah seiring perubahan kecepatan mobil.
            Untuk hambatan selanjutnya yaitu hambatan aerodinamika. Hambatan ini muncul saat mobil bergerak dan nilainya semakin membesar seiring besarnya kecepatan. Oleh karena itu, hambatan aerodinamika merupakan sebuah nilai dengan fungsi kecepatan. 
Zaero = µa . A . v2
            Dari persamaan tersebut, µa merupakan koefisien gesek udara terhadap permukaan mobil, A  merupakan luas permukaan yang berhadapan langsung dengan udara dengan arah tegak lurus terhadap arah gerak mobil, dan v adalah kecepatan mobil.
                 Kecepatan mobil diambil dari besarnya torsi keluaran mobil terhadap kecepatan yang dicapainya tanpa hambatan sama sekali. Kecepatan tersebut menimbulkan adanya gesekan terhadap udara. Nilai yang dihasilkan pun cukup kecil karena bentuk mobil ini adalah sedan. Lain halnya jika menggunakan bis, truk, atau jip karena nilai  A besar. Untuk bisa dijumlahkan, maka hambatan udara tersebut dirubah menjadi torsi hambatan udara dengan cara mengalikannya dengan jari-jari roda.
            Hambatan selanjutnya muncul berupa sudut terhadap arah datar laju mobil. Sudut tersebut mengakibatkan mobil membutuhkan gaya yang lebih besar untuk bergerak daripada dijalan datar. 
Zsudut = m . g . sin θ
            Dari persamaan tersebut, m merupakan massa mobil dan g adalah percepatan gravitasi di bumi. Untuk nilai θ diambil dari beda sudut lintasan mobil terhadap arah datar laju mobil (horizontal). Besarnya nilai Zsudut yang telah diubah dalam bentuk torsi adalah sebesar 432.46 Nm dengan θ sebesar 300. Nilai tersebut statis artinya tidak berubah terhadap besarnya kecepatan mobil.
 
Tabel 2. Perbandingan Torsi Ztotal saat ada θ dan tidak ada θ


Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa θ berpengaruh signifikan terhadap hambatan gerak pada mobil. Karena besarnya torsi hambatan yang terjadi tersebut, gaya total untuk mendorong mobil menjadi berkurang. 

Grafik 2. Torsi Keluaran dan Torsi Hambatan Terhadap Kecepatan.
            Dari grafik tersebut digambarkan torsi keluaran mobil tiap gigi persenelingnya dan torsi hambatan. Torsi hambatan saat ada θ besar. Itu sebabnya saat mobil menanjak, mobil membutuhkan torsi yang besar yaitu dengan cara menurunkan gigi persenelingnya. Semakin kecil gigi persenelingnya, semakin besar torsinya, namun kecepatan yang dapat diraihnya pun tidak besar. Kecepatan maksimum yang bisa diraih adalah perpotongan antara torsi keluaran mobil digigi persenelingnya dengan hambatannya. Untuk kondisi menanjak dengan sudut 25-30 derajat, kecepatan maksimum yang bisa diraih adalah 50 km/jam sementara pada kondisi datar, besanya kecepatan yang bisa diraih sebesar 291 km/h.

 

 

Blogger news

Blogroll

About

tes