KOMPAS.com — Anda tentu penasaran kala Kompas.com mengadakan acara soft launching Honda Freed, 11 Maret lalu di XXI Ballroom, Djakarta Theater, Jakarta. Seperti apa sih interiornya, mulai dari kabin penumpang sampai ke bagian belakangnya?
Primadona otomotif 2009
Ketika Nissan Grand Livina hadir meramaikan pasar otomotif di Tanah Air pada bulan Mei 2007, mobil itu langsung menjadi fenomenal. Kendaraan yang tergolong multi purpose vehicle (MPV) dengan 7-seater itu muncul dengan dua versi mesin dan punya pilihan lebih dari lima varian. Tak pelak, hanya beberapa bulan, mobil itu laku hingga puluhan ribu unit.
Tampaknya, Honda Freed yang bakal dilempar ke pasaran Indonesia pada Juni mendatang oleh PT Honda Prospect Motor (HPM) bakal menjadi fenomenal atau primadona otomotif 2009. Sama seperti Grand Livina, Freed hadir sebagai MPV 7-seater di saat konsumen menghadapi kejenuhan model sebagai pilihan dan dunia lagi dilanda krisis ekonomi global yang membuat harga mobil terus naik.
Apakah Freed nanti akan seheboh Nissan Grand Livina? Harus dilihat dari dua sisi. Kalau dari model, tampaknya, ya. Karena ketika Kompas.com menyaksikan dari dekat, setengah tidak percaya. Terutama pada bagian interiornya yang diklaim sebagai 7-seater, benar-benar sesuai dengan klaimnya.
Bayangkan, ketika Marketing & Aftersales Service Director PT HPM Jonfis Fandy masuk ke ruang kabin tengah dan langsung duduk di belakang, ia cukup menundukkan kepalanya sedikit, begitu juga ketika ke luar. Padahal, tinggi postur tubuhnya di atas 1,70 meter.
Malah, ada seorang pria yang tingginya sekitar 1,60 meter, dengan sedikit menundukkan kepala dan badan, bisa berjalan dari ruang tengah sampai ke luar lewat pintu belakang dengan cepat.
Padahal, lebar Freed 1.695 mm, sama dengan All New Honda Jazz. Kecuali jarak sumbu roda lebih panjang 325 mm dari Jazz terbaru (2.740 mm) dan tingginya yang 1.715 mm. Bukan dimensi saja yang bikin minivan ini benar-benar layak dijuluki "Real 7-Seater", melainkan karena desain.
Freed mengusung konsep Triangle Square. Kalau dilihat dari samping, bentuk depan segitiga dan mulai ruang kabin tengah sampai ke belakang membentuk kotak. Inilah yang membuat ruang kabin menjadi lega. Ditambah lagi, kursi paling belakang bisa dilipat (flip up) sesuai dengan kebutuhan.
Menariknya lagi, penumpang tak perlu repot ketika hendak keluar, sekalipun di kiri-kanan ada mobil. Karena kedua pintu sudah memakai sistem sliding door. Lalu, kursinya model terpisah (captain seat), baik tengah maupun belakang.
Free + Do = Bebas bergerak
Jadi, sebutan Freed itu bukan asal nama. Honda mengartikannya dari free + do (Freed), jadi penumpang bisa begitu leluasa bergerak di ruang kabin, apalagi untuk anak-anak bisa untuk bermain jika kursi belakang dilipat. Pokoknya, cocok sebagai kendaraan keluarga.
Tetap mengandalkan mesin 1.500 cc i-VETC, Freed sudah memenuhi standar Euro4. Interiornya juga mewah. Tak banyak tombol-tombol dan tongkat transmisi (Hanya keluar versi transmisi otomatis) diposisikan di dasbor sehingga tak ada konsol boks dan menjadikan ruang kemudi lebih lapang.
Indikator penunjuk kecepatan dirancang sesuai dengan posisi pandang pengemudi, berada bagian paling atas dari dasbor. Di bawahnya masih ada ruang untuk menempatkan tombol-tombol tambahan dan terdapat tempat minum, baik pengemudi, maupun penumpang depan.
Dari sisi model dan konsep, Freed bisa menjadi fenomenal. Tinggal sekarang, dari sisi harga. Jonfis memang masih bungkam. Namun, ia sempat memberi petunjuk kalau harganya enggak mungkin di bawah All New Honda Jazz. Saat ini, Honda Jazz versi termahalnya sekitar Rp 203 juta.
Diambil dari : http://otomotif.kompas.com/read/xml/2009/03/16/0757471/honda.freed.sang.fenomenal.otomotif.2009
thank for kompas
menurut saya pribadi, setelah nengok ke so-rum-nya ternyata diluar dugaan baik lebih + maupun -. Pertama mobilnya pake electric door yang serupa toyota Alphard,jadi cuma ditarik gagang udah nutup atou buka sendiri(kalo alphard ada 2 kalo ga salah,dari pintu dan dari kemudi). Kedua adalah kursi baris kedua sangat sempit. Dengan men-adjust kursi depan agar punya ruang yang nyaman(saya besar dan gendut), lalu mencoba kursi baris kedua, dengan posisi standar dengkul menyentuh kursi depan(jadi sangat pas sekali) padahal kuris-baris-kedua sudah diatur ke paling longgar. Selain itu, harganya yang setinggi langit sepertinya menjadi pertimbangan utama utk membeli mobil ini, meskipun mesin i-vtec-nya merupakan perkembangan (atau gabungan) dari i-dsi sehingga putaran bawahnya sangat "hidup" dan lebih irit.
No comments:
Post a Comment