Halo, sudah lama sekali tidak update Blog. Bersih-bersih dulu deh udah debuan gak karuan.
Okay, saya akan mengulas sedikit tentang speaker wireless yang sudah pernah saya coba, yaitu Harman Kardon Onyx, Esquire, dan Go+ Play (GP). Ohya sebelumnya saya mau menjelaskan sedikit, saya pencinta music dan juga kualitas musiknya. Selama ini saya menggunakan speaker aktif saja dan beberapa headphone termasuk DAP dan Amplifier-nya.
Umumnya berukuran kecil. Tapi ada juga bluetooth untuk Hi-Fi System. |
Kenapa saya tertarik dengan Wireless Speaker ini?
Jujur saja, di kamar kos saya, koneksi kabel sudah membuat saya pusing. Kabel Charger Laptop, Laptop to Active Speaker, Laptop to Amplifier, 2 Headphone’s Cables, 2 Guitar Cable, Power Cable for Head-amp dan Speaker amp. Pusing kan? Tapi dengan Wireless Speaker ini, tidak membuat kamar saya tidak lebih kusut kok, karena tentunya ada kabel power untuk charging. Charging sendiri saya tidak pernah menghitung berapa lama (tidak baca manual book), tetapi saya rasa 1-1.5 jam sudah cukup dan bisa On sampai 5-7 jam (tergantung Volume)
Ilustrasi dunia perkabelan. |
Bagaimana dengan bentuknya?
Harman Kardon. Siapa sih yang tidak kenal? Bahkan yang tidak tahu tentang dunia audio pun pasti pernah mendengar nama ini. Bose? Ya sekelas lah untuk speaker seperti ini dan dunia home theatre. Tapi untuk speaker pasif dll, sudah jelas bedanya. Bentuk dari Onyx ini bagus, tidak kuno, simple dengan mayoritas dibalut dengan warna hitam. Hanya ada warna chrome dibagian belakang, tempat dudukan speaker dan subwoofer. Saya rasa, untuk anak “kekinian” speaker ini sudah mantap. Dengan jurus marketing sebagai portable wireless speaker, saya rasa kurang tepat untuk speaker ini. Memang tidak berat, tetapi cukup makan tempat untuk kategori portable. Kecuali untuk semi-portabel (misalnya untuk sekedar pindah ruangan dsb).
Tampak depan. |
Tampak Belakang |
Bagaimana dengan suara?
Awalnya, saya agak anti dengan brand mahal seperti HK, Bose, Beats Headphone dll. Kenapa? Karena terlalu mahal untuk kelas suara yang saya dapat. Tapi satu yang saya sadari, keluaran dari produk mereka bukan produk-produk bersuara analitik (sangat kritis terhadap produksi suara maupun yang sangat sensitive dari player yang kita gunakan). Target pasar mereka ada kuping suara orang kebanyakan (awam maupun tidak awam) yang dikemas dengan design yang menarik dengan build quality yang tidak sekedar. Untuk suara, saya menganggap keluaran dari Onyx ini agak warm dengan dominasi bass. Saya merasa cocok saja dengan suaranya karena memang ini speaker buat santai, bukan untuk mengkritisi recording ataupun untuk menikmati yang namanya eargasm. Yang membuat saya cukup kaget adalah keberadaan bass yang oke menurut saya. Hal ini pengaruh dari adanya subwoofer kecil dibagian belakang, dimana saat menyetel lagu, dapat dilihat getaran bertuliskan Harman Kardon, somehow itu keren dan membuat speaker ini bukan speaker murah. Deep bass lumayan dapat, body bass juga dapat, dan yang anehnya, untuk memainkan double pedal bass pada drum, speaker ini masih mengejar pace dari lagu tersebut. Untuk masalah di vocal, dank arena saya bukan pencinta suara vocal, saya rasa cukup pas, tidak terlalu maju, hanya sedikit sekali agak mundur. Untuk bagian high frequency, ada masalah untuk di range mid-high atau high bagian paling rendah. Di freq tersebut, saya mendengar agak pecah. Untungnya untung female vocal, masih aman dan jernih. Untuk bagian lain dari high freq, saya rasa sudah bagus. Karena memang bukan speaker analitik yang membuat cepat lelah pada kuping, saya rasa porsi bass-vocal-high sudah pas. Untuk bagian soundstage dan positioning, saya balik lagi menjelaskan speaker ini hanya untuk pleasure saja bukan eargasm. Tidak banyak yang bisa diharapkan dari 2 aspek tersebut meskipun saya dengar ada. Anehnya lagi, meskipun tidak analitik, tetapi cukup sensitive untuk recording yang buruk. Jangan harap memainkan lagu dengan bitrate rendah dengan speaker ini (Ya masa udah mampu beli speaker mahal gini, masih download bajakan low bitrate dsb sih hehe).
Jangan berharap lebih untuk urusan Soundstage |
Bagaimana dengan Konektivitas?
Ada dua port dibagian belakang bawah, satu buat charging, satu lagi mini USB (masih belum tahu fungsinya). Untuk penggunaan Bluetooth juga lancar, tidak ada masalah. Ada sedikit kendala, mungkin ini bukan kesalahan dari speaker, tetapi dari source dimana source terbaik untuk memutar lagu via Bluetooth ini malah bukan dari DAP Player dengan internal Bluetooth, tetapi malah dari laptop dan dari handphone.
Bagaiamana dengan speaker lainnya?
Dari speaker dengan Bluetooth ini, saya hanya pernah mencoba HK Esquire dan Go+ Play. Untuk Esquire, suara dari power lebih kecil, tanpa subwoofer, tapi lebih portable. Untuk suara saya lebih suka Onyx. Kalau Go+ Play, bentuk semi-portabel juga, bisa pakai baterai besar (8 buah CMIIW), ada port untuk input line-in, USB (CMIIW). Untuk suara lebih bagus dari Onyx, hanya saja bulky dan berat. Suara mirip dengan soundstage dan kerapihan positioning jauh lebih baik daripada Onyx.
Esquire : lebih portabel |
Go+ : Bulky, tapi suara lebih mantap |
Kesimpulan
Diluar dari harga, untuk dirumah atau dikantor, saya rasa Onyx ini bisa menjadi pilihan. Jika memang suka travelling atau dinas luar kota, Esquire bisa menjadi pilihan, tetapi saya rasa untuk kualitas suara, kurang direkomendasikan. Untuk Go+ Play, untuk urusan suara dan koneksi input merupakan yang terbaik, tetapi harus power with AC all the time. Saya pilih Onyx karena kebetulan harganya miring dan bahkan tidak tahu suaranya seperti apa, beruntungnya saya suka dengan hasil perjudian saya ini hehe.
No comments:
Post a Comment